Kisah Seorang Buruh

Seorang buruh duduk termenung memikirkan anaknya yang masih kecil. Dia selalu bertanya dalam hati "Bagaimana kelak jika anakku telah dewasa?". " Dapatkah aku menyekolahkannya sampai perguruan tinggi? ". "Bagaimana jika dia sakit, harus  opname, darimana biayanya ?
". Adakah jalan terbaik yang dapat aku lakukan ?".

Dia terus mencari jawaban untuk pertanyaannya tersebut. Suatu ketika dia membaca sebuah koran yang memuat berita tentang pentingnya mengatur keuangan untuk masa depan. Salah satu cara mengatur yang tertera di koran tersebut adalah dengan mengikuti asuransi. Esoknya dia bertanya kepada temannya bagaimana cara ikut asuransi. Setelah beberapa lama dia mencari tahu tentang asuransi, pada akhirnya dia telah mengasuransikan anaknya di Prudential.

Pada suatu ketika buruh ini sedang berangkat kerja. Tiba-tiba di sebuah tikungan, sebuah mobil menabrak motor yang di kendarainya. Dia terpelanting jauh, darah bercucuran di sekujur tubuhnya. Tak berapa lama, sang buruh menghembuskan nafas terakhirnya.

Tangisan dan jeritan keras terdengar ketika jasadnya dibawa kerumahnya. Istrinya sangat terpukul tak kuasa menahan kesedihan. Anak satu-satunya ikut menangis melihat sang ibu menangis. Hari itu juga jasad sang buruh dikuburkan.

Dua hari kemudian ketika sang istri membuka tas almarhum suaminya, dia menemukan sebuah dokumen asuransi Prudential dan menemukan kartu nama agen yang disimpan di dokumen tersebut. Dia pun lalu menghubungi agen di kartu nama tersebut dan memberitahukan bahwa suaminya telah meninggal dunia karena kecelakaan. Demi mendengar kabar tersebut agen asuransi tersebut langsung mendatangi rumah kediaman mereka mengucapkan bela sungkawa dan menerangkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati suaminya dengan asuransi.

Sang istri tak kuasa menahan tangisnya mendengarkan keseluruhan penjelasan dari agen tersebut. Dia bertanya kepada agen, "Benarkah semua penjelasan Bapak ?". "Benar bu, seperti itulah kesepakatan yang telah almarhum suami ibu tanda tangani", jawab sang agen. Kemudian sang agen memberikan beberapa dokumen yang harus di tanda tangani sang istri.

Pada malam harinya sang istri merenung dan menangis tersedu, "Papa..maafkan aku yang selama ini telah menentang niatmu untuk mengasuransikan anak kita". "Ternyata engkau telah memberikan masa depan terbaik buat anak kita meskipun kau telah tiada". "Anak kita dapat bersekolah, biaya kesehatannya  telah kau bayarkan". "Untuk inikah sehingga engkau bekerja keras setiap hari? Mulianya hatimu papa. Terima kasih Tuhan, terima kasih papa. Selama hidupmu kau telah memberikan yang terbaik untuk kami, bahkan tak ku sangka, setelah tiada pun kau masih dapat memberikan yang terbaik buat kami ".

 Tak beberapa lama kemudian, sang agen mendatangi rumah almarhum sang buruh dan bertemu dengan sang istri. "Semua dokumen asuransi telah disetujui, seperti inilah yang akan ibu dapatkan tanpa mengeluarkan biaya sama sekali", kata sang agen. Jika suatu hari ada yang ingin ibu tanyakan, atau ada yang ibu perlukan, jangan segan-segan hubungi saya. Saya akan segera datang ke rumah ibu. Karena untuk itulah kami ada, untuk membantu semua kebutuhan ibu terkait dengan asuransi anak ibu.

Sang ibu mengangguk dan berkata dalam hatinya, "Terima kasih Papa...".
Email This
sumber : http://pru-corner.blogspot.com/2011/09/kisah-seorang-buruh.html

Terkait

Description: Kisah Seorang Buruh Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Kisah Seorang Buruh
Al
pandiangan Updated at: 17.00

0 komentar:

Posting Komentar