Kisah Perjuangan Hidup Yu Yuan

Kisah Perjuangan Hidup Yu Yuan – sobat mover, kita bisa belajar makna dari sebuah perjuangan hidup dari siapapun. Termasuk dari seorang anak kecil sekalipun. Nah sobat mover, jika Anda ingin memahami arti perjuangan hidup dan keikhlasan, belajarlah dari gadis kecil ini. Perjuangan gadis ini akan kami sediakan dalam sebuah kisah inspirasi.
Nama gadis kecil cantik ini adalah Yu Yuan. Sekilas, tidak ada yang membedakan Yu Yuan dari anak kecil pada umumnya, tetapi kehidupan Yu Yuan memberi banyak inspirasi bagi kita semua. Meskipun menjalani kehidupan memprihatinkan dan menderita leukemia, Yu Yuan membuat banyak orang terinspirasi. Banyak orang memberi sumbangan dana untuk kesembuhan Yu Yuan, tetapi gadis kecil ini tahu bahwa dia tidak akan sembuh, sehingga sumbangan itu diberikan pada tujuh anak lain yang juga sakit seperti dirinya.
Dibuang Setelah Lahir
Kehidupan Yu Yuan sudah memprihatinkan sejak lahir, dia ditemukan oleh seorang pria yang menjadi ayah angkatnya. Saat itu, Yu Yuan baru lahir, dibuang di sebuah kebun dengan catatan kecil yang menunjukkan tanggal dan jam lahirnya. Pria yang menemukan Yu Yuan akhirnya merawat bayi kecil itu dan dipanggil dengan sebutan ayah.
Pria yang merawat Yu Yuan adalah pria miskin, tidak sanggup memberi susu atau makanan bayi untuk Yu Yuan. Air beras atau tajin menjadi makanan yang harus dikonsumsi Yu Yuan saat itu. Dengan gizi yang tidak mencukupi, Yu Yuan tumbuh dengan tubuh memprihatinkan. Dia sangat ringkih dan sering sakit dalam kehidupan yang miskin. Walau begitu, Yu Yuan sangat menyayangi ayah angkatnya.
Yu Yuan Sering Sakit Tapi Cerdas
Dengan tubuh kecil yang sering sakit, Yu Yuan tumbuh menjadi gadis yang cerdas. Tetangganya selalu memuji kecerdasan Yu Yuan yang melebihi anak-anak sebayanya. Bagi Yu Yuan, menjadi orang cerdas itu penting walaupun kondisi kehidupannya bersama sang ayah angkat sangat memprihatinkan.
Yu Yuan sering mendapat nilai 100 pada berbagai pelajaran. Saat di rumah, dia tidak lupa membantu ayah angkatnya memasak, mencuci baju, memotong rumput dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Semua tanpa beban hingga pada Mei 2005, Yu Yuan mengalami mimisan parah dari hidungnya saat mencuci wajah. Genangan merah bercampur dengan air bekas mencuci wajah.
Positif Leukimia
Karena kondisi Yu Yuan mengkhawatirkan, dia dibawa ke puskesmas terdekat. Saat dilakukan suntikan, bekas jarum suntik pada kulitnya tidak segera kering dan tetap berdarah. Tahu bahwa kondisi ini tidak normal, Yu Yuan dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Di sana, Yu Yuan harus mengantri panjang dengan terus mimisan parah. Ayah angkatnya bahkan menampung darah Yu Yuan dalam baskom kecil.
Dengan kondisi sangat parah, hingga baskom itu penuh dengan darah, akhirnya Yu Yuan diperiksa terlebih dahulu. Setelah melakukan pemeriksaan panjang, diketahui bahwa Yu Yuan menderita leukimia atau kanker darah yang sudah sangat parah. Penyakit ini membutuhkan dana perawatan yang besar yaitu $ 300.000 atau (sekitar Rp 3 miliar). Sang ayah angkat jelas tidak punya uang sebanyak itu, tetapi dia berjanji akan melakukan apapun demi kesembuhan putrinya.
“Ayah.. aku ingin meninggal saja,”
Dengan pinjaman dana di sana sini, uang yang dikumpulkan ayah angkat Yu Yuan masih jauh dari yang dibutuhkan. Pria itu akhirnya menjual rumah yang dimiliki. Sayangnya, rumah yang dimiliki terlalu kumuh, tidak ada yang berminat membelinya. Melihat perjuangan sang ayah, Yu Yuan tidak tega melihat tubuh ayah angkatnya bertambah kurus.
Pada suatu hari, Yu Yuan menarik tangan ayahnya lalu berbisik “Ayah, aku ingin meninggal saja,” mendengar hal itu, ayah angkatnya bertanya, dia masih 8 tahun, kenapa ingin meninggal. Yu Yuan lalu menjawab. “Aku adalah anak pungut, semua orang mengatakan bahwa hidupku tidak berharga, tidaklah pantas untuk penyakit ini, biarlah aku keluar dari rumah sakit,”
Akhirnya pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili ayahnya yang buta huruf untuk menandatangani surat pelepasan perawatan rumah sakit. Dalam usia yang masih muda, 8 tahun, Yu Yuan mengatur semua hal yang berkaitan dengan pemakamannya. Dia minta dibelikan baju baru dan difoto. “Setelah aku meninggal, jika ayah merindukan aku, lihatlah foto ini,” ujar Yu Yuan.
Yu Yuan Dapat Sumbangan Dari Seluruh Dunia
Saat membeli baju dan mengambil foto di sebuah studio, Yu Yuan yang sejak awal ingin menampilkan pose tersenyum tidak dapat membendung air matanya. Di tempat itu, dia bertemu wartawan. Tertarik dengan kisah hidup Yu Yuan, akhirnya wartawan itu menuliskan kisahnya dalam surat kabar.
Dalam waktu yang singkat, hanya sepuluh hari, terkumpul uang yang sangat banyak $ 560.000 (sekitar Rp 5,6 miliar). Dana tersebut tidak hanya berasal dari China, tetapi dari seluruh dunia. Dana tersebut sudah mencukupi untuk perawatan Yu Yuan, dokter terpilih juga sudah disiapkan. Semua orang menunggu hari-hari bahagia saat Yu Yuan sembuh dan tersenyum ceria.
Tegar Menghadapi Terapi Yang Sangat Sakit
Perjuangan Yu Yuan baru akan dimulai. Dia harus melakukan rangkaian pemeriksaan dan terapi yang menguras tenaga. Dokter sudah mengatakan dari awal bahwa proses tersebut akan membuat Yu Yuan merasa mual hingga sakit luar biasa. Awalnya, Yu Yuan memang mengalami mual dan muntah, tetapi dia tidak pernah mengeluh. Bahkan saat melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang dan jarum suntik ditusukkan pada dadanya, Yu Yuan tidak menangis, berteriak atau meneteskan air mata.
Melihat ketabahan hati Yu Yuan yang sejak kecil tidak merasakan kasih sayang ibu, naluri keibuan dokter Shii Min terpanggil. Dokter yang melakukan terapi pada Yu Yuan itu mengatakan bahwa dia ingin mengangkat Yu Yuan sebagai anak perempuannya. Saat itu Yu Yuan menangis. Dengan malu-malu, Yu Yuan memanggil dokter Shii Min dengan panggilan mama.
Saya Juga Ingin Menjadi Orang Baik
Selama dua bulan mengalami masa perawatan, Yu Yuan yang sejak awal memiliki fisik ringkih semakin lemah. Walaupun darah putih dalam tubuhnya sudah bisa dikontrol, kondisi gadis kecil ini masih memprihatinkan. Di saat seperti itu, seorang wartawan bernama Fu Yuan beberapa kali membesuk Yu Yuan.
Yu Yuan bertanya, mengapa banyak orang mau memberi bantuan yang besar untuknya. Fu Yuan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang baik. Kemudian Yu Yuan mengatakan, “Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati.” Wartawan itupun menyatakan bahwa Yu Yuan juga anak yang baik. Orang baik harus saling membantu agar menjadi manusia yang lebih baik.
Saat itu, Yu Yuan menyerahkan sebuah buku pada sang wartawan. Betapa terkejut wartawan itu saat membaca bahwa Yu Yuan sudah mempersiapkan semua hal untuk kematiaannya. Yu Yuan menuliskan surat wasiat sebanyak tiga halaman. Dia mengucapkan banyak terima kasih dan ucapan selamat tinggal pada orang-orang yang telah membantunya dan memperhatikan lewat surat kabar.
Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga ayah saya. Dari dana pengobatan yang masih tersisa, bisa disumbangkan untuk sekolah saya. Juga untuk pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan dari sumbangan bisa dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya, supaya mereka segera sembuh.
Gadis Kecil Itu Akhirnya Meninggal
Surat itu membuat Fu Yuan menangis. Tangisan semakin banyak yang jatuh saat Yu Yuan meninggal seteolah mengalami pendarahan.
Pada 22 Agsutus, Yu Yuan mengalami pendarahan pencernaan, sehingga dia tidak bisa makan dan hanya mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Diduga merasa lapar dan ingin makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Pencernaan yang masih belum sehat membuat tindakan tersebut berakibat fatal.
Pencernaan Yu Yuan mengalami pendarahan yang makin parah. Dokter dan perawat segera melakukan pertolongan darurat. Tubuh Yu Yuan segera diberi tranfusi darah dan infus. Melihat semua itu, para dokter dan perawat menangis, semua orang ingin meringankan penderitaan gadis kecil itu.
Takdir berkehendak lain, Yu Yuan meninggal walaupun dokter sudah berusaha menyelamatkannya. Gadis kecil itu akhirnya tidak lagi merasakan sakit. Dia sudah pergi ke dunia lain yang lebih tenang dan damai.
Tangis Haru Mengantar Kepergian Yu Yuan
Tumbuh sebagai gadis penurut dan penuh perjuangan membuat kepergian Yu Yuan ditangisi banyak orang. Ratusan ucapan duka cita datang dari sekitar tempat tinggalnya. Kiriman karangan bunga dari berbagai kota dan negara, jika ditumpuk mungkin bisa menjadi gunung. Pada tanggal 26 Agustus, Yu Yuan dimakamkan saat hujan gerimis.
Sesuai pesan Yu Yuan, sisa uang pengobatannya diserahkan pada beberapa orang yang juga membutuhkan dana untuk sembuh. Ada tujuh anak yang mendapatkan sumbangan, mereka juga mengalami leukimia seperti Yu Yuan. Semua adalah anak-anak yang berasal keluarga tidak mampu.
Satu Anak Berhasil Dioperasi
Sebulan setelah Yu Yuan meninggal, satu anak berhasil menjalankan operasi. Dia tersenyum dan mengatakan, “Saya telah menerima bantuan kehidupan dari kamu, terima kasih adik Yu Yuan, kamu pasti sedang melihat kami dari atas sana.”
Perjuangan hidup dan ketegaran hati Yu Yuan untuk berbagi dengan orang lain bisa menjadi inspirasi kita semua. Semoga kepergian Yu Yuan bisa memberi motivasi pada kita semua untuk selalu berbagi.

sumber: http://www.motivasikeren.com

Terkait

Description: Kisah Perjuangan Hidup Yu Yuan Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Kisah Perjuangan Hidup Yu Yuan
Al
pandiangan Updated at: 17.19