ayah kembalikan tangan ku


Kisah ini mudah2an bisa memberi sedikit kontribusi yang inspiratif, bagi semua orangtua, selamat menyimak

Dilla adalah anak yang lucu, semua orang yang melihatnya pasti menyenanginya,wajahnya cantik dan imut kulit putih, rambut sebahu, sifatnya periang. Dilla tidak pilih-pilih orang, siapa saja yang menyapa dia pasti dijawabnya dengan lucu dan polos.

Dilla adalah anak tunggal, usianya baru 3 tahun, dia belum sekolah, sehari-harinya Dilla banyak menghabiskan waktu bermain dengan seorang pembantu paruh baya. Kedua orang tuanya sibuk kerja, setiap hari mulai pagi hari keduanya sudah pergi ke tempat kerja, sehingga kadang-kadang keduanya pergi di saat Dilla masih pulas tidur, pulang kerja kadang sudah larut malam, sering juga ketika kedua orangtuanya pulang Dilla sudah tertidur, alhasil Dilla jarang sekali bersama-sama dengan orang tuanya, tapi walaupun begitu Dilla tetap manja kepada kedua orang tuanya.

Pada suatu hari, sepeninggal kedua orangtuanya yang berangkat kerja, Dilla bermain sendirian, pembantunya saat itu sedang sibuk beres-beres di dapur, kadang Dilla main ayunan yang ada di halaman depan, sudah itu masuk ke ruang tempat kerja ayahnya, dia bermain seolah sedang bekerja dikantor sibuk sekali, lucu sekali kalau ada orang yang memperhatikan, sesudah itu Dilla pergi lagi keluar dengan membawa sebuah tas belanja, seolah-olah dia mau pergi ke pasar, dia ambil rumput-rumput yang ada di halaman katanya dia beli sayuran untuk dimasak.

Bosan bermain masak-masakan Dilla pergi ke gerasi mobil, dia ambil sebuah paku yang sudah berkarat, dia mencoba menulis sesuatu di lantai, karena lantainya terbuat dari keramik warna gelap tulisan Dilla tidak terlihat sehingga Dilla memutuskan untuk pindah tempat, ia menggambar pada dinding pintu mobil yang berada di garasi kebetulan hari itu kedua orang tuanya berangkat pakai motor dengan alasan suka macet kalau pakai mobil. Ia menggambar kedua orang tuanya dan gambar dirinya. Dilla kelihatan sangat senang karena gambar yang dia buat terlihat jelas tidak seperti tadi ketika dia menggambar di lantai.

Dilla melihat samping kiri mobil sudah penuh gambar dan coretan, dia memutuskan untuk pindah ke sebelah kanan dan selanjutnya Dilla menggambar seperti tadi sampai samping kanan mobilpun penuh oleh gambar kedua orangtuanya dan gambar dirinya.
Mobil yang baru satu tahun angsuran itu penuh dengan gambar dan coretan sangat kelihatan sekali.
Ketika hari sudah sore kedua orang tua Dilla tiba, motornya langsung masuk ke gerasi, selesai beres-beres dan mau masuk rumah ayah Dilla merasa kaget karena melihat keadaan mobilnya. Ayah Dilla pun langsung berteriak-teriak “ini kerjaan siapa…..??seketika itu pembantunya langsung keluar dengan wajah kaget “ada apa tuan..?
“ Bi ini kerjaan siapa…? pembantunya menjawab “sssaya tidak tahu tuan“. Lalu ayah Dilla berkata lagi tetap dengan suara yang sangat keras “Masa tidak tahu, padahal kamu kan seharian ada dirumah!!”
Mendengar orangtuanya sudah pulang Dilla berlari keluar menemui ayah dan ibunya, dengan wajah riang gembira, langsung merangkul ayahnya yang sedang marah-marah, Dilla berkata “ayah, ibu lihatlah gambar yang Dilla buat, bagus kan yah, ini gambar ayah , ini ibu, dan ini Dilla, bagus kan yah!”. Ayah Dilla seketika itu juga melepaskan pelukan Dilla dengan suara marah ayah Dilla berkata “jadi kamu yang berbuat hah !”

Tidak pikir panjang ayah Dilla langsung menggambil ranting kering yang ada disekitar halaman itu. Ayah Dilla langsung memukuli tangan Dilla pertama ia memukul bagian telapak tangan Dilla. Satu kali, dua kali sampai berkali-kali ayah Dilla memukul tanpa memperdulikan teriakan Dilla yang kesakitan menahan pedih dan sakit, belum puas mukul telapak tangan ayah Dilla membalikan tangan Dilla lalu dia memukul punggung tangan Dilla sampai keluar darah, tidak puas tangan yang satu, lalu ayah Dilla pindah mukul tangan yang sebelahnya.

Ibunya yang melihat dari tadi hanya diam seolah-olah merestui tindakan suaminya, sedangkan pembantunya hanya bisa melihat dengan cucuran air mata, tidak tega melihat anak yang selama ini bersama tidak pernah lepas,di pukuli ayahnya, tapi dia tidak kuasa untuk melarang tindakan tuannya yang sedang marah besar.
Setelah merasa cukup ayah dan ibu Dilla masuk rumah dan langsung ke kamar. Dilla yang sedang menangis kesakitan langsung digendong oleh pembantunya sambil menangis melihat penderitaan Dilla.

Pembantunya melaporkan keadaan tangan Dilla yang berdarah-darah, ibunya bilang “bi coba kasih bethadin saja.”selanjutnya pembantu setianya membersihkan tangan Dilla lalu diberi bethadin, Dilla menjerit-jerit karena pedihnya luka-luka yang ia derita, lumayan parah juga luka-luka bekas pukulan ayahnya itu.

Malam hari suhu tubuh Dilla panas, kemudian pembantunya lapor ke tuannya. Lagi-lagi ibu Dilla hanya bilang ke pembantunya,”kasih paraset aja bi, nanti juga sembuh.” Orang tua Dilla memutuskan bahwa mereka tidak akan menemui Dilla untuk beberapa waktu tujuannya adalah memberi pelajaran kepada Dilla, supaya Dilla jera.

Keesokan harinya, suhu badan Dilla masih tetap panas, ditambah kedua tangan Dilla jadi membengkak, tentu saja pembantunya khawatir melihat keadaan Dilla seperti itu, Dilla tidak mau makan, badannya lemas, ketika laporan tetap hanya ada perintah kompres saja bi nanti juga sembuh, begitu sikap orang tua Dilla sementara waktu.

Hari ketiga tubuh Dilla semakin lemas, bahkan dia sudah tidak bisa bicara seperti biasanya. Sekali lagi pembantunya laporan ke tuannya, dengan sedikit musyawarah ayah dan ibu Dilla memutuskan untuk membawa Dilla ke Puskesmas.

Tiba di Puskesmas Dilla diperiksa oleh dokter jaga, karena kondisi tubuh Dilla tidak memungkinkan untuk perawatan di Puskesmas.

Akhirnya Dilla di rujuk ke Rumah Sakit, lama sekali Dilla diperiksa di dalam, kemudian ada dokter yang keluar dari ruangan periksa dan memberi penjelasan kepada kedua orang tua Dilla.

Dengan hati-hati sekali dokter bicara ke kedua orang tua Dilla, “bapak, ibu saya harap bapak dan ibu dapat menerima keadaan putri bapak dan ibu.” Lalu dengan panik ibu Dilla memotong penjelasan doktrer. “memang ada apa gitu dok?” lalu dokter melanjutkan penjelasan yang terpotong tadi,”untuk mencegah keadaan yang lebih parah, dengan terpaksa kedua tangan putri bapak dan ibu harus di amputasi!”

Kedua orang tua Dilla terdiam bagaikan terkena halilintar di siang bolong, dunia seperti berhenti berputar, keduanya tidak percaya apa yang dikatakan dokter tadi, tapi nasi sudah menjadi bubur kenyataan yang mereka hadapi tidak salah lagi. Dengan tangan gemetar ayah Dilla menandatangani surat persetujuan operasi.

Singkat cerita Dilla langsung terbangun dan melihat kedua tangannya terbungkus perban, kemudian satu persatu orang yang ada diruangan tersebut dia pandangi dengan wajah yang penuh pertanyaan, terakhir dia menatap ayahnya, lalu berkata, “ayah maafin Dilla, Dilla tidak akan menggambar lagi di mobil ayah, Dilla kapok, Dilla tidak mau dipukul lagi oleh ayah, maafin ya ayah, karena Dilla sudah minta maaf, boleh kan yah Dilla minta kembalikan tangan Dilla lagi?”.

sumber:http://network-independent.blogspot.com/2012/03/ayah-kembalikan-tangan-dlla.html

Terkait

Description: ayah kembalikan tangan ku Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: ayah kembalikan tangan ku
Al
pandiangan Updated at: 00.21

2 komentar: